LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
DISUSUN
OLEH:
Nama : Selamed Riadi
NPM : E1G015041
Prodi : Teknologi Industri
Pertanian
Kelompok : 6 (Enam)
Hari/Jam : Selasa/10:00WIB
Tanggal : 18 Oktober 2016
Dosen : 1. Drs.Hasan
B.Daula, MS
2. Dra.Devi Silsia, M.Si
3. Fitri Electrika Dewi S., STP. M.Sc
Co-Ass : 1. Andika
Putra/E1G013034
2. Alif Abdussalam/E1G014024
Objek
Praktikum : UJI KELARUTAN DAN
PENGENDAPAN PROTEIN
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Protein merupakan polipeptida alami yang
memiliki kira-kira 100sampai 1800 atau lebih residu asam amino. Protein alamiah
memiliki 20 jenis asam amino. Berat molekul-molekul pada protein sangat besar,
ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul. Seperti senyawa
polimer lain, protein dapat dihidrolisisoleh asam, basa atau enzim dan
menghasilkan asam-asam amino.
Pada umumnya protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh
fisik dan kimia. Sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau
modifikasi pada struktur protein tersebur disebut denturasi. Hal-hal yang
menyebabkan terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan, aliran listrik dan
adanya bahan kimia seperti urea, alkohol atau sabun. Proses denaturasi
berlangsung secara reversible dan juga ireversibel tergantung pada penyebabnya.
Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita, karena protein
berfungsi sebagai salah satu sumber energi yang dibutuh kan tubuh. Selain itu
pula protein juga berperan dalam sintesis hormon dan pembentukan enzim dan
antibodi. Protein juga dibutuhkan bagi tubuh dalam jumlah yang besar.
1.2 Tujuan
Praktikum
1.
Mengetahui
daya larut protein terhadap pelarut tertentu.
2.
Mengetahui
pengaruh larutan garam konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein.
3.
Mengetahui
pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan protein.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kata protein sebenarnya berasal dari kata
Yunani yang berarti pertama yang paling penting, asal dari kata protos. Protein
terdiri dari bermacam-macam golongan makromolekul heterogen. Walaupun demikian
semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi,
secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida
dengan berat molekkul yang tinggi (Sumardjo,2006).
Protein adalah suatu senyawa
organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan hingga jutaan
satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N ditambah beberapa
unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino.
Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan
yang lain, menentukan sifat biologis suatu protein. (Sabiston, 1987).
Melalui reaksi hidrolisis
protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi berdasarkan gugus
R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan
gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin,
Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar
tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein,
Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang
bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan
negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam
asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin,
Triptofan, Treonin, dan Lisin (Pearce. 2009).
Protein dapat diendapkan
dengan pennambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi)
konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga
karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air (Effendi 2003).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
a. Alat b. Bahan
-
Tabung
Reaksi - Larutan NaOH 10%
-
Penjepit
Tabung - Larutan
CuSO4 5%
-
Rak Tabung
Reaksi - Larutan HCl 10%
-
Pipet
Tetes
- Aqudes
-
Pipet
Ukur
- Larutan (NH4)2SO4 jenuh
- Larutan HgCl2 5 %
- Larutan
CaCl2 5 %
- Larutan
Pb-Asetat 5 %
- Larutan
NaCl 5 %
- Larutan
BaCl 5 %
- Albumin
telur
3.2
Cara Kerja
A. Uji Kelarutan Protein
1.
Menyediakan 5 tabung
reaksi, masing-masing diisi dengan aquades, HCl 10%, NaOH 40% , alkohol 96% dan
kloroform. sebanyak 1 ml.
2.
Menambahkan 2 ml
albumin telur pada setiap tabung reaksi.
3.
Mengocok dengan kuat
lalu mengamati sifat kelarutan.
B. Uji Pengendapan Protein dengan Garam
1.
Menyediakan 5 tabung
reaksi masing-masing diisi dengan 2 ml albumin telur.
2.
Pada setiap tabung
masing-masing ditambahkan larutan NaCl 5%, BaCL 5%, CaCl 5%, MgSO4 5%
dan (NH4)2SO4 jenuh tetes demi tetes sampai terbentuk endapan.
3.
Selanjutnya kembali
tambahkan larutan garam secara berlebihan. Lalu dikocok dan diamati perubahan
yang terjadi.
C. Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik
1.
Menyediakan 3 tabung
reaksi masing-masing diisi dengan 2 ml albumin telur.
2.
Pada ketiga tabung
berturut-turut ditambahnkan 10 tetes CuSO4 0,5%, HgCl 5% dan
Pb-Asetat 5%.
3.
Kemudian goyang
tabung dan amati perubahan yang terjadi.
D. Uji Denaturasi
1.
Menuangkan 3 ml
albumin telur ke dalam tabung reaksi.
2.
Memanaskan sampai
mendidih sampai beberapa menit dengan api kecil.
3.
Amati perubahan yang
terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
A. Uji Kelarutan Protein
Bahan
|
Tabung
I
|
Tabung
2
|
Tabung
3
|
Tabung
4
|
Tabung
5
|
Albumin Telur
|
2 Ml
|
2 Ml
|
2 Ml
|
2 Ml
|
|
Aquades
|
1 Ml
|
|
|||
Hcl 10%
|
1 Ml
|
|
|||
Naoh 40%
|
1 Ml
|
|
|||
Alkohol 96%
|
1 Ml
|
|
|||
Kloroform
|
|
|
|
|
1 Ml
|
Kocok Tabung Reaksi
Dengan Kuat
|
|
||||
Hasil : Larut Atau
Tidak Larut
|
Tidak Larut
|
Larut
|
Larut
|
Larut
|
Tidak Larut
|
B.
Uji Pengendapan
Protein dengan Garam
Bahan
|
Tabung
I
|
Tabung
2
|
Tabung
3
|
Tabung
4
|
Tabung
5
|
Albumin Telur
|
2 Ml
|
2 Ml
|
2 Ml
|
2 Ml
|
2 ml
|
Nacl 5%
|
Berlebih
|
||||
Bacl 5%
|
Berlebih
|
||||
Cacl 5%
|
Berlebih
|
||||
Aluminium Sulfat
|
Berlebih
|
||||
(Nh4)2so4
|
Belebih
|
||||
Kocok Tabung Reaksi
Dengan Kuat
|
|||||
Hasil :
Endapan
Banyak/Sedikit
|
Sedikit
|
Sedikit
|
Sedikit
|
Banyak
|
Banyak
|
C.
Uji Pengendapan
Protein dengan Logam dan Asam Organik
Bahan
|
Tabung
I
|
Tabung
2
|
Tabung
3
|
|
Albumin Telur
|
2 Ml
|
2 Ml
|
2 Ml
|
|
Cuso4 5%
|
10 Tetes
|
|||
Hgcl 5%
|
10 Tetes
|
|||
Pb-Asetat 5%
|
10 Tetes
|
|||
Kocok Tabung Reaksi
Dengan Kuat
|
||||
Hasil : Ada
Endapan/Tidak
|
Tidak Terdapat
Endapan
|
Tidak Terdapat
Endapan
|
Ada Endapan
|
|
D.
Uji Denaturasi
Bahanuji dan
perlakuan
|
Pengamatan
|
Albumin telur
dipanaskan
|
Setelah dipanaskan
albumin menjadi putih susu dan ada endapan
|
4.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama berdasarkan jurnal yang saya
baca, dimana protein yang terdapat di dalam albumin telur merupakan salah satu
dari protein globular dimana protein ini akan larut ketika dicampur dengan air
( aquades ), NaOH, Alkohol dan HCl. Sehingga pada percobaan pertama semua
protein larut “sesuai dengan teori protein globular” tetapi ada beberapa yang
menghasilkan endapan yang sangat sedikit. Akan tetapi, hasil dari praktikum
kami yaitu aquades dan kloroform tidak larut. Kesalahan itu terjadi karena kami
kurang fokus, kami hanya mencampur albumin telur dengan sampel yang lain dengan
1 : 1 yang seharusnya 2 : 1.
Pada percobaan kedua yaitu garam NaCl, BaCl2
dan CaCl2 tidak menghasilkan endapan protein dan garam lainya
seperti MgSO4 dan (NH4)2SO4 jenuh menghasilkan endapan
yang begitu terlihat.
Dalam pratikum ketiga karena larutan Asam Organik (TCA
dan Asam Sulfosalisilat) tidak tersedia maka yang di pratikumkan hanya dengan 3
bahan terakhir.Berdasarkan jurnal yang saya baca, Dimana pada protein ketika
ditambahkan logam akan mengalami pengendapan dan hasilnya setelah pratikum
semua albumin mengalami pengendapan secara ireversibel karean protein berikatan
dengan logam sehingga mudah mengendap. Akan tetapi pada praktikum kami, asam
CuSO4 dan HgCl2 tidak terdapat endapan dan Pb-Asetat
terdapat endapan. Kesalahan ini mungkin terjadi padaproses pencampuran bahan
dan sampel.
Protein sangat peka terhadap pengaruh fisik dan kimia
sehingga medah mengalami perubahan bentuk inilah yang disebut denaturasi. Pada
percobaan kali ini dilakukan uji pengaruh fisik terhadap protein albumin dengan
cara dipanaskan. Sehingga hasilnya terjadi perubahan bentuk pada albumin
menjadi putih dan mengeras sehingga akan sangat mudah untuk mengendap. Penyebab
dari perubahan ini adalah suhu panas yang dihasilkan oleh kompor penangas air.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Daya larut protein di setiap larutan berbeda-beda
tergantung dengan jenih larutan dan konsentrasi larutan itu sendiri.
2. Ketika konsentrasi garam pelarut semakin tinggi maka
garam tersebut semakin efektif dalam mengendapkan protein.
3. Protein pada umunya tidak larut tehadap Asam Organik
dan juga logam. Dan juga megalami denaturasi.
5.2 Saran
Praktikan seharusnya melakukan praktikum dengan baik
dan serius, agar praktikum dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Karena
dengan semakin tingginya konsentrasi garam maka protein akan semakin sukar
larut. Hal ini diakibatkan karena larutan garam yang semakin pekat dan juga
semakin lemah dalam mengikat protein sehingga protein jadi mengendap.
2. Garam
yang paling efektif yaitu pada percobaan uji pengendapan protein dengan garam
serta pada sampel MgSO4 dan
(NH4)2SO4. Karena jumlah muatan ion
di dalam garam ini lebih banyak.
3. Karena
jika logam ditambahkan dengan susu atau putih telur akan mengendap, sehingga
racun dari logam berat tadi akan mudah untuk keluar dari tubuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi Hefni.2003.Telaah Kualitas Air Bagi
Pengolahan Sumber Daya dan
Lingkungan
Perairan.Yogyakarta:Penerbit
Kanisius.
Pearce Evelyn. 2009. Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sabiston David. 1987. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sumardjo Damin. 2006. Pengantar
Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedoktern EGC.