Tuesday 2 May 2017

UJI KELARUTAN DAN PENGENDAPAN PROTEIN



LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Description: H:\ \UNIB.jpg

DISUSUN OLEH:

Nama                           : Selamed Riadi
NPM                           : E1G015041
Prodi                           : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                   : 6 (Enam)
Hari/Jam                      : Selasa/10:00WIB
Tanggal                       : 18 Oktober 2016
Dosen                          : 1. Drs.Hasan B.Daula, MS
                                      2. Dra.Devi Silsia, M.Si
                                      3. Fitri Electrika Dewi S., STP. M.Sc
Co-Ass                        : 1. Andika Putra/E1G013034
  2. Alif Abdussalam/E1G014024
Objek Praktikum         : UJI KELARUTAN DAN
                                      PENGENDAPAN PROTEIN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Protein merupakan polipeptida alami yang memiliki kira-kira 100sampai 1800 atau lebih residu asam amino. Protein alamiah memiliki 20 jenis asam amino. Berat molekul-molekul pada protein sangat besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul. Seperti senyawa polimer lain, protein dapat dihidrolisisoleh asam, basa atau enzim dan menghasilkan asam-asam amino.
 Pada umumnya protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dan kimia. Sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau modifikasi pada struktur protein tersebur disebut denturasi. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan, aliran listrik dan adanya bahan kimia seperti urea, alkohol atau sabun. Proses denaturasi berlangsung secara reversible dan juga ireversibel tergantung pada penyebabnya.
 Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita, karena protein berfungsi sebagai salah satu sumber energi yang dibutuh kan tubuh. Selain itu pula protein juga berperan dalam sintesis hormon dan pembentukan enzim dan antibodi. Protein juga dibutuhkan bagi tubuh dalam jumlah yang besar.

1.2  Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui daya larut protein terhadap pelarut tertentu.
2.      Mengetahui pengaruh larutan garam konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein.
3.      Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan protein.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata protein sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti pertama yang paling penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan makromolekul heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi, secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat molekkul yang tinggi (Sumardjo,2006).
Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis suatu protein. (Sabiston, 1987).
Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin (Pearce. 2009).
Protein dapat diendapkan dengan pennambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air (Effendi 2003).


BAB III
METODOLOGI
3.1         Alat dan Bahan
a.    Alat                                                   b. Bahan
-       Tabung Reaksi                                   -  Larutan NaOH 10%
-       Penjepit Tabung                                 -  Larutan CuSO4 5%
-       Rak Tabung Reaksi                            -  Larutan HCl 10%
-       Pipet Tetes                                          -  Aqudes
-       Pipet Ukur                                          -  Larutan (NH4)2SO4 jenuh
                                                                        -  Larutan HgCl2 5 %
  -  Larutan CaCl2 5 %
  -  Larutan Pb-Asetat 5 %
  -  Larutan NaCl 5 %
  -  Larutan BaCl 5 %
  -  Albumin telur

3.2         Cara Kerja
A.     Uji Kelarutan Protein
1.      Menyediakan 5 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan aquades, HCl 10%, NaOH 40% , alkohol 96% dan kloroform. sebanyak 1 ml.
2.      Menambahkan 2 ml albumin telur pada setiap tabung reaksi.
3.      Mengocok dengan kuat lalu mengamati sifat kelarutan.
B.     Uji Pengendapan Protein dengan Garam
1.      Menyediakan 5 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2 ml albumin telur.
2.      Pada setiap tabung masing-masing ditambahkan larutan NaCl 5%, BaCL 5%, CaCl 5%, MgSO4 5% dan (NH4)2SO4 jenuh tetes demi tetes sampai terbentuk endapan.
3.      Selanjutnya kembali tambahkan larutan garam secara berlebihan. Lalu dikocok dan diamati perubahan yang terjadi.


C.    Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik
1.      Menyediakan 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2 ml albumin telur.
2.      Pada ketiga tabung berturut-turut ditambahnkan 10 tetes CuSO4 0,5%, HgCl 5% dan Pb-Asetat 5%.
3.      Kemudian goyang tabung dan amati perubahan yang terjadi.

D.    Uji Denaturasi
1.      Menuangkan 3 ml albumin telur ke dalam tabung reaksi.
2.      Memanaskan sampai mendidih sampai beberapa menit dengan api kecil.
3.      Amati perubahan yang terjadi.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil Pengamatan
A.    Uji Kelarutan Protein
Bahan
Tabung I
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Albumin Telur
2 Ml
2 Ml
2 Ml
2 Ml

Aquades
1 Ml




Hcl 10%

1 Ml



Naoh 40%


1 Ml


Alkohol 96%



1 Ml

Kloroform




1 Ml
Kocok Tabung Reaksi Dengan Kuat

Hasil : Larut Atau Tidak Larut
Tidak Larut
Larut
Larut
Larut
Tidak Larut

B.     Uji Pengendapan Protein dengan Garam
Bahan
Tabung I
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Albumin Telur
2 Ml
2 Ml
2 Ml
2 Ml
2 ml
Nacl 5%
Berlebih




Bacl 5%

Berlebih



Cacl 5%


Berlebih


Aluminium Sulfat



Berlebih

(Nh4)2so4




Belebih
Kocok Tabung Reaksi Dengan Kuat
Hasil :
Endapan Banyak/Sedikit
Sedikit
Sedikit
Sedikit
Banyak
Banyak


C.    Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik
Bahan
Tabung I
Tabung 2
Tabung 3
Albumin Telur
2 Ml
2 Ml
2 Ml
Cuso4 5%
10 Tetes


Hgcl 5%

10 Tetes

Pb-Asetat 5%


10 Tetes
Kocok Tabung Reaksi Dengan Kuat
Hasil : Ada Endapan/Tidak
Tidak Terdapat Endapan
Tidak Terdapat Endapan
Ada Endapan






D.    Uji Denaturasi
Bahanuji dan perlakuan
Pengamatan
Albumin telur dipanaskan
Setelah dipanaskan albumin menjadi putih susu dan ada endapan

4.2  Pembahasan
Pada percobaan pertama berdasarkan jurnal yang saya baca, dimana protein yang terdapat di dalam albumin telur merupakan salah satu dari protein globular dimana protein ini akan larut ketika dicampur dengan air ( aquades ), NaOH, Alkohol dan HCl. Sehingga pada percobaan pertama semua protein larut “sesuai dengan teori protein globular” tetapi ada beberapa yang menghasilkan endapan yang sangat sedikit. Akan tetapi, hasil dari praktikum kami yaitu aquades dan kloroform tidak larut. Kesalahan itu terjadi karena kami kurang fokus, kami hanya mencampur albumin telur dengan sampel yang lain dengan 1 : 1 yang seharusnya 2 : 1.
Pada percobaan kedua yaitu garam NaCl, BaCl2 dan CaCl2 tidak menghasilkan endapan protein dan garam lainya seperti MgSO4 dan (NH4)2SO4 jenuh menghasilkan  endapan yang begitu terlihat.
Dalam pratikum ketiga karena larutan Asam Organik (TCA dan Asam Sulfosalisilat) tidak tersedia maka yang di pratikumkan hanya dengan 3 bahan terakhir.Berdasarkan jurnal yang saya baca, Dimana pada protein ketika ditambahkan logam akan mengalami pengendapan dan hasilnya setelah pratikum semua albumin mengalami pengendapan secara ireversibel karean protein berikatan dengan logam sehingga mudah mengendap. Akan tetapi pada praktikum kami, asam CuSO4 dan HgCl2 tidak terdapat endapan dan Pb-Asetat terdapat endapan. Kesalahan ini mungkin terjadi padaproses pencampuran bahan dan sampel.
Protein sangat peka terhadap pengaruh fisik dan kimia sehingga medah mengalami perubahan bentuk inilah yang disebut denaturasi. Pada percobaan kali ini dilakukan uji pengaruh fisik terhadap protein albumin dengan cara dipanaskan. Sehingga hasilnya terjadi perubahan bentuk pada albumin menjadi putih dan mengeras sehingga akan sangat mudah untuk mengendap. Penyebab dari perubahan ini adalah suhu panas yang dihasilkan oleh kompor penangas air.



BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
1.      Daya larut protein di setiap larutan berbeda-beda tergantung dengan jenih larutan dan konsentrasi larutan itu sendiri.
2.      Ketika konsentrasi garam pelarut semakin tinggi maka garam tersebut semakin efektif dalam mengendapkan protein.
3.      Protein pada umunya tidak larut tehadap Asam Organik dan juga logam. Dan juga megalami denaturasi.

5.2  Saran
Praktikan seharusnya melakukan praktikum dengan baik dan serius, agar praktikum dapat berjalan dengan efektif dan efisien.



JAWABAN PERTANYAAN
1.     Karena dengan semakin tingginya konsentrasi garam maka protein akan semakin sukar larut. Hal ini diakibatkan karena larutan garam yang semakin pekat dan juga semakin lemah dalam mengikat protein sehingga protein jadi mengendap.
2.    Garam yang paling efektif yaitu pada percobaan uji pengendapan protein dengan garam serta pada sampel MgSO4 dan (NH4)2SO4. Karena jumlah muatan ion di dalam garam ini lebih banyak.
3.   Karena jika logam ditambahkan dengan susu atau putih telur akan mengendap, sehingga racun dari logam berat tadi akan mudah untuk keluar dari tubuh.
         
DAFTAR PUSTAKA
Effendi Hefni.2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan.Yogyakarta:Penerbit Kanisius.
Pearce Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sabiston David. 1987. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sumardjo Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedoktern EGC.